Direkam dalam sebuah pertemuan Dental Christian Fellowship,
pada tanggal 24 November 2011, 8 bulan setelah diagnosis. Richard senang untuk
berbagi kisah hidupnya dengan anda. Kami melakukan ini untuk melanjutkan
pekerjaannya. Silakan membaca dan membagikannya kepada orang lain yang anda
kasihi.
Berikut adalah transkrip pembicaraan Dr Richard Teo, yang
adalah seorang jutawan dalam usia 40 tahun dan ahli bedah kosmetik. Beliau
didiagnosa mengindap kanker paru – paru stadium 4.
LATAR BELAKANG
Selamat pagi kepada anda semua. Suara saya agak serak akibat
kemoterapi, jadi harap dimaklumi. Nama saya Richard, temannya Danny, yang
mengundang saya kemari. Saya ingin mengatakan bahwa saya adalah hasil produk
khas masyarakat saat ini. Dari muda saya selalu percaya bahwa cara untuk
menjadi bahagia adalah dengan mendapatkan kesuksesan. Dan untuk menjadi sukses,
saya harus menjadi kaya. Jadi saya menjalani hidup saya sesuai dengan motto
ini.
Saya berasal dari keluarga yang miskin. Pada saat itu saya
sangatlah kompetitif baik dalam olahraga, pelajaran, dan kepemimpinan. Saya
menginginkan semuanya. Saya pernah pergi ke sana, dan melakukan itu semua.
Namun pada akhirnya, semuanya masih mengenai uang.
Dalam beberapa tahun terakhir saya adalah seorang trainee
dalam oftalmologi. Tetapi saya merasa tidak sabar karena teman – teman saya
yang keluar ke praktek swasta menghasilkan uang yang banyak. Sementara saya
terjebak dalam sebuah magang. Jadi saya berkata, ‘Cukup, sudah terlalu lama.
“Pada saat itu, ada lonjakan murid – murid kedokteran estetika. Saya yakin anda
menyadari, kedokteran estetika telah memuncak selama beberapa tahun terakhir,
dan saya melihat peluang menghasilkan uang yang baik di sana. Begitu banyak
sehingga saya berkata, ‘Lupakan oftalmologi, aku akan melakukan pengobatan
estetika. “Jadi itulah yang saya lakukan.
Adalah sebuah kenyataan bahwa menjadi dokter praktek umum
tidak membuat anda kaya. Yang membuat seorang dokter menjadi kaya adalah ketika
mereka menangani selebriti kaya, politisi kaya, maupun orang – orang terkenal.
Jadi saya ingin menjadi salah satu dari dokter – dokter seperti itu. Saya
menyelam langsung ke dalam pengobatan estetika. Kalau dahulu orang mengeluh
untuk membayar 30 dollar untuk konsultasi dokter karena merasa mahal, orang yang
sama bersedia membayar 10,000 dollar untuk menyedot lemak. Jadi saya berkata
“mari kita berhenti menyembuhkan orang sakit, saya akan menangani masalah
kecantikan, menjadi ahli kecantikan medis yang terlatih”
Dan itulah yang saya lakukan – sedot lemak, pembesaran
payudara, operasi kelopak mata. Anda sebut saja, saya bisa melakukannya. Dan
uang yang dihasilkan pun sangatlah baik. Ketika klinik saya dimulai, waktu
tunggunya adalah 1 minggu, kemudian berkembang menjadi 1 bulan, 2 bulan, dan
akhirnya menjadi 3 bulan. Ada begitu banyak permintaan bahwa orang-orang yang
benar-benar antri untuk memiliki pekerjaan estetika yang dilakukan pada mereka
yang kebanyakan adalah wanita. Ini adalah sebuah hidup yang mudah.
Klinik saya pun bertumbuh. Saya begitu kewalahan. Dari satu
dokter, saya mempekerjakan 2 dokter, kemudian 3, dan pada akhirnya sampai 4
dokter. Tidak ada yang pernah cukup. Saya ingin lebih, lebih, dan lebih lagi.
Beitu banyak pasien sehingga kita mendirikan toko di Indonesia untuk memikat
para wanita / istri kaya. Kami mendirikan toko, membentuk tim dari orang –
orang di sana, untuk mendapatkan lebih banyak pasien dari Indonesia.
Segala sesuatu berjalan begitu baik bagi saya. Saya telah
berada di sana, waktu keemasan saya telah tiba. Pada bulan Februari tahun lalu
saya berkata “baik, saya sekarang memiliki uang tunai cadangan begitu banyak,
saatnya untuk mendapatkan Ferrari pertama saya.” Kemudian datanglah Ferrari
pertama saya. Selanjutnya saya mencari lahan untuk membangun rumah. Saya
berbagi dengan seorang teman yang adalah seorang bankir yang menghasilkan 5
juta dollar setahun. Kita membeli tanah dan membangun beberapa rumah kami di
sana.
Aku berada di puncak kejayaan, bersiap-siap untuk menikmati.
Pada saat yang sama, teman saya Danny mengalami kebangunan rohani. Mereka
kembali pergi ke gereja. Beberapa teman dekat saya mengatakan, ‘Richard,
datang, bergabunglah dengan kami, datanglah kembali ke gereja.”
Saya telah menjadi orang Kristen selama 20 tahun, saya
dibaptis 20 tahun yang lalu, tapi itu semua saya lakukan karena pada saat itu
adalah trend untuk menjadi seorang Kristen. Itu modis! Saya ingin dibaptis,
sehingga ketika saya mengisi formulir, saya bisa diletakkan di sana agama
“Kristen” – kedengarannya baik. Sebenarnya, saya tidak pernah punya Alkitab,
saya tidak tahu Alkitab itu isinya apa.
Saya pergi ke gereja
untuk sementara. Setelah beberapa waktu, saya merasa lelah. Saya berkata
saatnya untuk pergi ke NUS (universitas nasional Singapura), berhenti pergi ke
gereja. Di NUS, saya memiliki banyak hal – hal lain untuk dikejar – perempuan,
pelajaran, olah raga, dan lain lain. Lagipula saya mencapai ini semua tanpa
Tuhan sampai hari ini, jadi siapa yang butuh Tuhan ? Saya bisa capai sendiri
apa pun yang saya inginkan. Demikianlah pemikiran saya pada saaat itu.
Dalam kesombongan saya, saya mengatakan kepada mereka, “kamu
kasih tahu ke pendeta di gereja, kalau dia bisa mengganti waktu ibadah jadi jam
2 siang maka saya akan mempertimbangkan untuk pergi ke sana” Saya benar – benar
sombong. Saya juga katakan kepada Danny dan teman – teman saya,”Jika Tuhan
benar – benar ingin saya untuk datang kembali ke gereja, Dia akan memberikan
saya tanda”. Dan benar saja… 3 minggu kemudian saya kembali datang ke gereja.
DIAGNOSA
Pada bulan Maret 2011, tiba – tiba saya merasakan sakit di
punggung yang terus – menerus. Sebagai catatan saya rutin pergi ke gym untuk
latihan, berlari, dan olahraga renang 6 hari seminggu. Saya kemudian pergi
melakukan MRI untuk mengadakan pemeriksaan. Sehari sebelum scan MRI, saya masih
di gym, mengangkat beban berat, dan melakukan squats. Keesokan harinya dokter
menemukan bahwa setengah tulang belakang saya mengalami pergantian sumsum
tulang. Saya berhata “Woah,maaf, apa itu ?”
Kita kemudian melakukan PET scan keesokan harinya, dan
mereka mendiagnosa saya memiliki kanker paru – paru terminal, stadium 4B.
Kanker tersebut telah menyebar ke otak, setengah tulang belakang, seluruh paru
– paru saya penuh dengan tumor, hati, adrenal…
Saya berkata “Tidak mungkin, saya masih bisa ke gym semalam.
Apa yang terjadi di sini ?” Saya yakin Anda tahu bagaimana rasanya. Satu saat
aku ada di sana di atas puncak karir dan kejayaan, keesokan harinya berita ini
datang dan membuatku benar-benar hancur. Seluruh dunia saya terasa telah
terbalik.
Saya tidak bisa menerimanya. Saya memiliki seratus kerabat
di kedua sisi, ibu saya dan ayah saya. 100 dari mereka. Dan tidak satu pun
memiliki kanker. Bagi saya, dalam pikiran saya, saya memiliki gen yang baik,
saya tidak seharusnya memiliki ini! Beberapa kerabat saya adalah perokok berat.
Mengapa saya mengalami kanker paru-paru? Saya berada dalam penyangkalan.
PERJUMPAANNYA DENGAN TUHAN
Jadi pada hari berikutnya, saya masih dalam keadaan
penyangkalan, masih tidak dapat menerima apa yang sedang terjadi. Setelah
menyelesaikan biopsi, saya berbaring di ruang operasi. Para perawat dan dokter
telah meninggalkan saya dan bilang saya harus menunggu selama 15 menit untuk
melakukan pemeriksaan X-ray untuk memastikan tidak ada pneumotoraks
(komplikasi).
Di atas meja operasi, menatap kosong ke langit-langit ruang
operasi yang dingin namun tenang. Tiba-tiba saya hanya mendengar suara batin,
tidak seperti yang datang dari luar. Suara itu berasa dari dalam. Itu adalah
suara hati kecil yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Dan dikatakan
dengan sangat spesifik, katanya, “Hal ini semua terjadi padamu, pada saat kamu
jaya, karena itu satu-satunya cara agar kamu bisa mengerti.”
Saya berkata, “Woah, dari mana suara itu berasal ?” Anda
tahu, ketika anda berbicara kepada diri anda sendiri, anda akan berkata “Ok,
kapan saya harus meninggalkan tempat ini ? Dimana saya harus makan malam
setelah ini ?” Anda berbicara dari sudut pandang orang pertama. Anda tidak akan
berkata “Kemana seharusnya KAMU pergi setelah ini”. Sementara suara yang
berbisik kepada saya adalah suara dari sudut pandang orang ketiga, “Hal ini
semua terjadi padamu, pada saat kamu jaya, karena itu satu-satunya cara agar
kamu bisa mengerti.” Pada saat itu, emosi saya meluap, dan saya menangis dan
menangis, sendirian di sana. Dan saya tahu kemudian apa artinya memahami bahwa
ini adalah “satu – satunya cara”.
Karena saya telah begitu bangga pada diri sendiri, seluruh
hidup saya, saya tidak membutuhkan siapa pun. Saya sangat berbakat dengan
hal-hal yang bisa saya lakukan, mengapa saya perlu orang lain? Saya hanya
begitu penuh dengan diri sendiri sehingga tidak ada cara lain saya bisa
berbalik kepada Tuhan.
Bahkan, jika seandainya saya didiagnosis dengan stadium 1
atau 2, saya akan sibuk mencari ahli bedah kardiotoraks terbaik, angkat bagian
dari lobus (melakukan lobektomi), melakukan kemoterapi preventif … yang
kemungkinan sembuhnya sangt tinggi. Siapa yang butuh Tuhan? Tapi saya punya
stadium 4B. Tidak ada orang yang bisa membantu, hanya Tuhan yang bisa.
Serangkaian peristiwa terjadi setelah itu, namun saya merasa
belum yakin benar. Saya pikir “mungkin memang ada suara, atau mungkin itu hanya
saya yang berbicara kepada diri sendiri”. Saya tidak percaya itu semua.
Berikutnya saya dipersiapkan untuk kemoterapi. Saya mulai dengan
radiasi seluruh otak terapi pertama, memakan waktu sekitar 2-3 minggu.
Sementara itu mereka mempersiapkan saya untuk kemoterapi, suplemen dll. Salah
satu yang mereka digunakan untuk kemoterapi adalah Zometa, yang digunakan
untukmemperkuat tulang, setelah sumsum tulang (pengganti) yang sembuh dari
sel-sel kanker, menjadi berongga, jadi kita perlu Zometa untuk memperkuat
tulang untuk mencegah fraktur kompresi.
Salah satu efek samping dari Zometa adalah bahwa hal itu
dapat menyebabkan osteonekrosis (kematian tulang) dari rahang, dan saya harus
memiliki gigi bungsu saya dicabut. Tahun yang lalu, aku punya gigi bungsu saya
dihapus, karena itu memberi saya kesulitan. Gigi bungsu yang di bawah tidak
memberi saya kesulitan jadi aku berkata,”Lupakan saja, tinggalkan saja.”, Danny
mengajukan diri untuk mencabutnya untuk saya.
Jadi di sanalah saya, terbaring di kursi gigi, bertanya pada
diri sendiri, menderita dari semua efek samping radioterapi, dan sekarang harus
menjalani operasi gigi. Seolah-olah saya tidak sudah cukup menderita! Jadi saya
bertanya Danny, “Eh, bro, apakah ada cara lain? Bisakah saya tidak perlu
melakukan operasi ini ? “Dia berkata,” Ya, kamu dapat berdoa. “
Saya berkata, “Apa ruginya? Ok lah, berdoa lah “Dan kami pun
berdoa. Setelah itu kami melakukan X-Ray. Segala perlengkapan operasi sudah
disiapkan, namun X-Ray menunjukkan bahwa saya tidak memiliki gigi bungsu di
rahang bawah. Saya tahu kebanyakan orang memiliki 4 gigi bungsu, mungkin
beberapa tak punya, saya tidak terlalu yakin walaupun itu adalah tidak umum.
Masih saja saya berpikir “Nah, aku tidak peduli tentang hal
itu.” Bagi saya, selama saya tidak harus mengambil gigi, saya senang. Pada saat
itu, saya masih tidak mau percaya kepada kuasa doa. Bagi saya itu semua
hanyalah sebuah kebetulan.
Saya kemudian bertemu onkologi saya dan bertanya kepadanya,
“Berapa lama sisa hidup yang saya miliki ?” tanya saya kepadanya. Dia
mengatakan tidak lebih dari 6 bulan. Saya berkata “bahkan dengan kemoterapi ?”
Sekitar 3 – 4 bulan katanya.
Saya tidak bisa memahami hal itu. Sulit untuk diterima. Dan
bahkan saat saya pergi melalui radioterapi, saya berjuang setiap hari, terutama
ketika saya bangun, berharap bahwa itu semua hanyalah mimpi buruk. Dan berharap
ketika saya bangun, semuanya sudah berakhir.
Saat saya sedang berjuang hari demi hari, saya memasuki
depresi. Tapi untuk satu alasan, saya tidak tahu mengapa ada suatu hari dimana
saya harus bertemu dokter onkologi. Pada sekitar jam 2 siang, saya merasakan
tiba – tiba adanya gelombang kedamaian, kenyamanan, dan sedikit kebahagiaan.
Perasaan itu meluap sehingga saya menghubungi teman – teman saya melalui whats
app bahwa saya tiba – tiba merasa begitu baik walaupun tidak mengerti mengapa
itu datang. Dan itu hanya beberapa hari, atau minggu setelah itu, bahwa Danny
mengungkapkan kepada saya bahwa ia telah berpuasa selama 2 hari untuk saya, dan
ia sedang tawar-menawar dengan Tuhan. Ia mengakhiri puasanya pada titik yang
sama persis yakni sekitar jam 2 siang pada hari itu. Dan ketika ia mengakhiri
puasa, saya merasa sensasi itu!
Whoa, hal tersebut memang lebih dari sekedar kebetulan. Saya
mulai percaya, walau pun belum sepenuhnya. Hari – hari pun berlalu, saya
menyelesaikan radioterapi, sekitar 2 minggu-an. Kemudian saya bersiap – siap
untuk kemo, sehingga mereka membiarkan saya beristirahat selama beberapa hari.
Lihat, angka kematian dari kanker paru-paru: Kanker paru-paru memiliki tingkat
kematian tertinggi. Jika Anda menambahkan payudara, kolorektal (usus besar)
kanker, dan kanker prostat (kanker beberapa top di Singapura untuk pria dan
wanita), jika Anda menjumlahkan angka kematian dari 3, masih tidak sebesar
kanker paru-paru. Anda bisa mengerti ini. Anda dapat menghapus prostat, usus
besar, payudara, tetapi Anda tidak dapat menghapus paru-paru Anda.
Ada sekitar 10% dari pasien kanker paru-paru mengalami
perbaikan untuk beberapa alasan, yang diantaranya karena mereka memiliki mutasi
spesifik, kami menyebutnya mutasi EGFR. Dan itu terjadi, hanya 90% pada wanita
Asia yang tidak pernah merokok dalam hidup mereka. Sedangkan saya,
pertama-tama, saya ini laki-laki. Yang kedua, saya seorang perokok sosial. Saya
mengambil satu rokok sehari setelah makan malam, akhir pekan, atau ketika
teman-teman saya menawarkan saya. Saya seorang perokok ringan, bukan perokok
sosial. Tapi tetap saja, onkologi saya masih tidak berharap bagi saya untuk
memiliki mutasi ini.
Kemungkinan hal itu terjadi bagi saya adalah mungkin 3-4%
untuk mendapatkannya. Itu sebabnya saya dianjurkan untuk pergi untuk
kemoterapi. Namun melalui semua doa yang intens, teman-teman seperti Danny,
juga orang – orang yang saya bahkan tidak tahu, selama menunggu saya untuk
kemo, ternyata hasil tes menunjukkan bahwa saya EGFR positif. Saya seperti,
“Woah, kabar baik!” karena sekarang saya tidak harus menjalani kemoterapi pada
waktu itu, karena ada ini tablet oral yang dapat saya gunakan untuk mengontrol
penyakit ini.
Seperti yang dapat Anda lihat di sini, ini adalah apa yang
Tuhan bisa lakukan. Dan itulah mengapa saya masih di sini memiliki kesempatan
ini untuk berbagi dengan Anda. Seperti yang Anda lihat di sini, perbedaan
antara sebelum dan setelah pengobatan. Pada saat itu, saya berkata, “Nah, itu
yang diharapkan, bukan? Obatnya bagus “Saya masih tidak percaya sepenuhnya..
Nah, orang-orang berdoa untuk saya dan penanda tumor mulai turun. 90% tumor dan
penandanya mulai turun.
Tapi tetap saja, Anda tahu, setelah Anda memiliki
pengetahuan klinis, Anda tahu statistik. Satu tahun kelangsungan hidup,
kelangsungan hidup dua tahun, memiliki semua pengetahuan ini bukanlah hal yang
baik. Karena Anda hidup dengan pengetahuan bahwa bahkan dengan semua ini,
sel-sel kanker sangat tidak stabil, mereka terus bermutasi. Mereka akan
mengatasi dan menjadi resisten terhadap obat-obatan, dan akhirnya anda bisa
kehabisan obat.
Jadi hidup dengan pengetahuan ini adalah perjuangan dan
siksaan mental yang besar. Kanker bukan hanya tentang perjuangan fisik, itu
adalah penyiksaan mental juga. Bagaimana Anda hidup dengan harapan? Bagaimana
Anda hidup dengan tidak mampu untuk merencanakan beberapa tahun ke depan?
Onkologi memberitahu Anda untuk bertahan untuk 1 – 2 bulan selanjutnya. Jadi
banyak perjuangan saat saya melalui Maret dan April lalu. April adalah titik
terendah saya, dalam depresi yang mendalam, berjuang bahkan ketika saya sedang
dalam masa pemulihan.
PENERIMAAN DAN KEDAMAIANNYA
Suatu hari, saya berada di atas ranjang, berjuang di siang
hari, sambil bertanya kepada Tuhan “Mengapa ? Mengapa saya harus melalui
perjuangan ini ? Mengapa saya harus menanggung penderitaan ini ? Mengapa saya ?”
Saat saya tertidur, dalam keadaan mimpi, sebuah visi datang,
yang mengatakan “IBRANI 12:7-8″
Perlu anda ketahui, sampai saat itu saya belum pernah
membaca Alkitab. Saya tidak tahu apa itu Ibrani, saya bahkan tidak tau berapa
banyak bab yang ada di dalamnya. Benar – benar tidak tahu apa – apa/
Tetapi kata Ibrani 12:7-8 begitu jelas dan spesifik.
Saya tidak berpikir terlalu banyak. Saya hanya terus tidur.
Setelah saya bangun, saya berkata “Apa salahnya untuk mengecek ?” Danny telah
membelikan saya sebuah Alkitab. Dan itu masih cukup baru. Saya berkata “Tidak
apa – apa, hanya mencoba”. Jadi saya membalik ke perjanjian lama. Bagi saya
Ibrani terdengar seperti sesuatu yang kuno, jadi harus dalam Perjanjian Lama
bukan ? Jadi saya membalik – balik perjanjian lama. Namun tidak saya temukan
Ibrani di sana. Saya sangat kecewa.
Lalu saya berkata “Mungkin di Perjanjian Baru, mari kita
lihat !” Wow… di Perjanjian Baru ada kitab bernama Ibrani. Dikatakan Ibrani
12:7-8 “Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti
anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau
kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah
anak, tetapi anak-anak gampang.”
Saya berkata “Wah… darimana ini berasal ?” Saya merasakan
seluruh bulu kuduk saya berdiri. Saya berkata “Ini tidak mungkin benar kan ?”
Maksud saya, apa mungkin seseorang yang tidak pernah membaca Alkitab
mendapatkan visi mengenai sebuah ayat, yang menjawab pertanyaan saya secara
langsung ?
Pada saat itu, kemungkinan hal tersebut terjadi lebih rendah
daripada EGFR saya menjadi positif. Tidaklah mungkin itu terjadi kebetulan, ada
ribuan ayat di Alkitab bagaimana ayat yang saya butuhkan tiba – tiba bisa saya dapatkan
?
Pada saat itu saya berkata “Engkau (Tuhan) menang. Engkau
menang !”
Saya menjadi yakin. Dan mulai dari hari itu saya menjadi
percaya kepada Tuhan. Terakhir kali saya mendengar suara batin seperti itu
adalah pada akhir April. Saat itu dalam keadaan mimpi saya mendengarNya berkata
“MEMBANTU ORANG LAIN DALAM KESULITAN”.
Itu lebih seperti perintah dibandingkan sebuah pernyataan.
Saat itulah saya memulai perjalanan ini, membantu orang lain dalam kesulitan.
Saya menyadari bahwa kesulitan bukan hanya tentang menjadi miskin. Bahkan, saya
pikir banyak orang miskin mungkin lebih bahagia daripada kebanyakan kita di
sini. Mereka begitu mudah puas dengan apa pun yang mereka miliki, mereka
mungkin cukup senang.
Kesulitan dapat terjadi pada orang – orang kaya, baik
melalui penderitaan fisik, mental, sosial, dan lain lain.
Selama beberapa bulan
terakhir, saya mulai memahami apa artinya suka cita sejati. Di masa lalu, saya
mengganti suka cita sejati dengan kesenangan mengejar kekayaan. Kenapa ?
Biarkan saya menjelaskannya kepada anda. Di atas ranjang kematian saya, saya
menemukan tidak ada sukacita sama sekali dari semua benda yang saya miliki –
Ferrari saya, tanah dimana saya membangun rumah, memiliki sebuah bisnis yang
sukses.
Itu semua membawa saya NOL kenyamanan, NOL sukacita, tidak
ada sama sekali. Apakah anda pikir saya bisa terus berpegangan kepada sepotong
logam ini (mobil ini) dan memberikan saya sukacita sejati ? Nah… itu semua
tidak akan terjadi.
Sukacita sejati
berasal dari interaksi dengan orang lain. Dan pada banyak kali, itu adalah
kebanggaan jangka pendek, masa lalu. Ketika anda mengejar kekayaan, Tahun baru
Imlek adalah saat terbaik untuk pamer. Saya menunjukkan Ferrari saya kepada
sanak saudara, teman – teman, dan anda kira itu adalah sukacita sejati ? Anda
kira orang yang menjual ke anda mobil Ferrari membagikan sukacita mereka dengan
anda ? Dan sanak saudara anda, wow, apakah mereka berbagi sukacita dengan anda
? Sebenarnya, apa yang anda lakukan menimbulkan iri hati, kecemburuan, dan
bahkan kebencian. Mereka tidak membagi sukacita dengan anda, dan yang saya
miliki adalah kebanggan jangka pendek yang wow… orang lain tidak miliki. Saya
pikir itu semua adalah sukacita.
Jadi kekayaan yang kita miliki pada dasarnya adalah
kebanggaan jangka pendek dengan mengorbankan perasaan orang lain. Dan itu
bukanlah sukacita yang sejati. Di atas ranjang kematian saya, saya tidak
menemukan sukacita sama sekali untuk memegang Ferrari saya.
Sukacita sejati ditemukan di dalam interaksi. Dalam beberapa
bulan terakhir ini saya begitu lesu. Hanya karena interaksi dengan orang –
orang yang terkasih, teman – teman saya, dan saudara – saudari di dalam
Kristus, saya dapat kembali termotivasi dan terangkat. Untuk berbagi kesedihan
anda, untuk berbagi kebahagiaan anda, itulah sukacita yang sejati.
Dan tahukah anda apa yang membuat anda tersenyum ? Sukacita
sejati datang dari membantu orang lain yang sedang berada di dalam kesulitan.
Dan karena saya sudah melalui hal ini, saya tahu apa artinya penderitaan.
Bahkan sudah ada beberapa pasien kanker yang memberitahu saya banyak orang
datang kepada mereka dan berkata “tetap positif… tetap positif… Yah, benar.
Anda tidak berada di dalam sepatu saya, dan anda meminta saya untuk tetap
positif. Anda tidak tahu apa yang anda bicarakan… demikianlah ungkap mereka.
Tetapi saya memiliki ijin (lisensi). Jadi mudah bagi saya
untuk pergi keluar menemui pasien kanker lainnya, untuk berbagi dan mendorong
mereka. Saya tahu, karena saya sudah melalui itu, dan lebih mudah bagi saya
untuk berbicara dengan mereka.
Dan yang paling penting, saya pikir sukacita sejati berasal
dari mengenal Allah. Anda dapat membaca Alkitab dan mengetahui ini itu tentang
Tuhan, namun mengenal Allah secara pribadi, memiliki hubungan dengan Allah,
saya pikir itulah yang paling penting. Itulah yang saya pelajari.
Jadi semakin awal kita memilah – milah prioritas hidup kita
akan semakin baik. Jangan seperti saya. Saya sudah tidak punya cara lain. Saya
harus mempelajarinya melalui cara yang keras. Saya harus kembali kepada Tuhan
untuk berterima kasih kepadaNya atas kesempatan ini karena saya sudah mengalami
3 kecelakaan besa di masa lalu, dan semuanya adalah kecelakaan mobil. Anda
tahu, ini kecelakaan mobil sport. Saya selalu ngebut, tapi entah kenapa saya
selalu keluar hidup – hiduup, bahkan dengan mobil hampir terbalik. Saat itu
jika saya harus meninggal saya tidak tahu ke mana saya akan pergi sesudahnya.
Meskipun saya telah dibabtis… itu semua hanyalan sekedar untuk sebuah
pertunjukan belaka. Tetapi dengan segala kesulitan yang saya alami sekarang,
saya menemukan kesempatan untuk kembali kepada Allah.
Beberapa hal yang saya pelajari:
1. Percayalah kepada Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu –
ini sangat penting.
2. Kasihilah dan layanilah orang lain, bukan hanya kepada
diri kita sendiri.
Tidak ada yang salah dengan menjadi kaya. Saya pikir itu
baik – baik saja karena Tuhan telah memberkati. Begitu banyak orang yang
diberkati dengan kekayaan yang baik, tapi masalahnya yang saya pikir banyak
dari kita tidak bisa mengatasi / menggunakan kekayaan. Semakin banyak yang kita
miliki, semakin banyak yang kita inginkan. Saya sudah melalui itu semua,
semakin dalam lubang yang kita gali, semakin kita terjebak ke dalamnya, begitu
banyak sehingga kita menyembah kekayaan dan kehilangan fokus. Bukannya menyembah
Tuhan, kita malah menyembah kekayaan. Itu semua adalah naluri manusia dan
begitu sulit untuk keluar dari sana.
Kita semua di tempat ini adalah kaum profesional, dan ketika
kita memasuki ke dunia praktek swasta, kita mulai membangun kekayaan kita. Itu
sudah pasti. Jadi ketika anda mulai membangun kekayaan dan ketika kesempatan
datang, ingat bahwa semua hal – hal ini bukan milik kita. Kita tidak benar –
benar memiliki ini itu. Ini semua sebenarnya hanya karunia dari Allah kepada
kita. Ingatlah bahwa lebih penting memajukan Kerajaan Nya daripada memajukan
diri kita sendiri.
Sekarang ini saya berkeyakinan bahwa kekayaan tanpa Allah
adalah kosong. Lebih penting bagi anda semua untuk mengisi kekayaan anda dengan
kekayaan Tuhan.
Catatan:
Pada tanggal 16 Oktober 2012, Dr. Richard Teo Keng Siang
meninggal dunia di usia 40 tahun. Kesaksian beliau tetap hidup, direkam, dan
disebarluaskan oleh teman – teman ikatan dokter Kristen di Singapura untuk
menyadarkan banyak orang bahwa uang tanpa Tuhan itu kosong.
HIDUP TANPA TUHAN
ITU SIA – SIA
É importante também estar atento se as empresas contratas estão entregando a internet que está no contrato.
Para verificar isso, sempre faça um teste de velocidade para medir sua internet recomendamos:
minha conexão